SUPRIYADI: 2010-12-12

Rabu, 15 Desember 2010

PROFIL

Tentang Ikatan Guru Indonesia
Tentang IGI

Permasalahan bangsa, terkait dengan masalah pendidikan yang begitu kompleks, jelas tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Para gurulah, yang di Indonesia berjumlah 2,7 juta, menjadi pemegang kunci solusi dari permasalahan bangsa. Jika para guru tersebut dapat menjadi Guru Bangsa, semua persoalan bangsa diharapkan akan dapat terselesaikan dengan lebih baik.

Gurulah para pemimpin sejati yang sebenarnya. Gurulah yang memegang peran sebagai pemimpin perubahan. Untuk dapat menjadi pemimpin perubahan, guru harus melakukan perubahan dulu dari dalam dirinya sendiri. Guru tidak selayaknya meminta pihak mana pun untuk mengubah dirinya. Sekali guru melakukan perubahan dalam dirinya, roda perubahan akan bergerak dengan sendirinya. Guru mampu menggerakkan bangsa ini, apalagi kalau hanya menggerakkan dirinya sendiri. Gurulah yang harus menyelesaikan masalah pendidikan. Pemerintah hanya bertugas sebagai lembaga yang mengurus dan mengelola administrasi pendidikan. Itulah sebabnya mengapa Ikatan Guru Indonesia didirikan.

Cerita masa lalu

Pada suatu masa hiduplah sepasang suami istri yang selalu harmonis dalam rumah tangganya. Meskipun hidupnya pas-pasan bahkan bisa dikatagorikan keluarga miskin. tetapi semangat bekerja keras selalu menyertai dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Suatua hari sang istri mengeluh pada sang suami tercintanya: '' Bang bekal makanan sehari-hari kita sudah mulai menipis bahkan untuk makan besok pagi pun aku tak tahu kemana carinya''. sang suami menyahut sambil menyandarkan punggungnya disandaran risban (dipan tempat duduk dari bambu) sembari menyabarkan sang istri:'' sabarlah dik besok pagi-pagi butasaya berangkat kehutan untuk mencari kayu bakar biar kepasar agak cepat". Begitulah keseharian sang suami dalam memenuhi nafkah rumah tangganya adalah mencari kayu bakar dalam hutan.
Ringkas cerita: Sang suami bangun pagi-pagi buta hendak berangkat kedalam hutan, seperti biasanya sang istri selalu membungkuskan bekal untuk sang suaminya, ketika itu sang istri kebingungan bekal apa yang hendak diberikan sementara persediaan logistik hari itu sudah tidak ada sama sekali. Dalam situasi gugup dan bingung di pagi buta tanpa pikir panjang sang istri membungkus kotoran anaknya, setelah itu sang suami pergilah ke dalam hutan untuk mencari kayu bakar.......